Your Cart

Ketiga Gagasan Menjadi Senjata

On Sale
$2.99
$2.99
Added to cart
Dalam 10 tahun terakhir, saya telah berdomisili di Aceh. Selama satu dekade tersebut, saya telah menjadi saksi perjalanan sejarah Aceh. Tentu saja, kurun waktu ini belum cukup untuk memahami Dunia Aceh. Namun demikian, upaya untuk memahami Aceh tidak pernah padam. Hal ini sama hal nya ketika saya belajar memahami Indonesia.  Luas Aceh memang tidak besar, namun dibandingkan Singapura dan Israel, maka Aceh agaknya lebih besar dari kedua negara tersebut. Salah satu topic yang masih abai di dalam memahami Aceh adalah konteks provinsi ini dalam pertahanan  dan keamanan negara ini. Saya tidak menyadari jika persoalan demi persoalan yang mendera Aceh selalu dikaitkan dengan persoalan keamanan negara ini. Dengan kata lain, Aceh selalu dilihat sebagai daerah yang “mengancam” dan rakyat Aceh selalu merasa “terancam” berada di dalam wilayah Republik Indonesia.

Hampir semua pihak militer yang saya jumpai selalu melihat Aceh di dalam konteks ancaman bagi negara Indonesia. Di dalam benak mereka, aktor-aktor lama yang terlibat konflik, seolah-olah masih menjadi pemain utama di dalam konstelasi sosial politik di Aceh. Asumsi ini mempertegas anggapan bahwa kemelut di Aceh masih tidak dapat dilepaskan dari persoalan masa lalu. Karena itu, amat susah bagi masyarakat Aceh untuk mengukir masa depan mereka. Tidak mengejutkan jika kemudian ada upaya-upaya untuk mengunci Aceh agar tidak berkembang.

Pemimpinnya dikatrol dan dikontrol. Anggota dewan sibuk dengan menentukan berapa keuntungan untuk setiap periode. Para pejabat daerah selalu diuji loyalitas mereka, antara membangun daerah atau mengabdi kepada kepala daerah. Dana pembangunan daerah kemudian dibagi-bagi berdasarkan asumsi, kapan lagi kalau tidak sekarang. Tentu saja, fenomena di daerah tidak kalah jauh dengan di tingkat pemerintah pusat. Hanya saja, siapa apes, dialah yang akan “disekolahkan” beberapa tahun di Lembaga Pemasyarakatan.

Namun demikian, kondisi di daerah tidak jauh lebih baik di level nasional keadaannya. Banyak cerita bagaimana sistem kekuangan daerah dibagi-bagi dengan kepentingan para pengusaha. Akibatnya, dana yang melimpah pada satu daerah, sama sekali tidak untuk memakmurkan rakyat, tetapi untuk para pengusaha lokal setempat. Dalam kerangka ini, tidak menutup kemungkinan wakil rakyat pun ikut menyengsarakan rakyat mereka sendiri. Keadaan ini tentu tidak akan mudah untuk diubah, walau terdapat pergantian kepala daerah di Aceh.

Masalah global, regional, nasional, dan lokal tentu akan berdampak pada kehidupan rakyat jelata.  Rakyat Aceh sangat merasakan akan dampak-dampak tersebut. Oleh sebab itu, saya ingin melihatnya dari perspektif studi pertahanan dan keamanan negara. Sesunnguhnya, bidang ilmu ini bukan keahlian saya. Namun, rasa penasaran terhadap situasi kekinian di Aceh menyebabkan saya mencoba memahami masalah-masalah sosial dan budaya dari kacamata bidang studi tersebut. Hal utama dari rasa ingin tahu saya adalah melihat bagaimana perspektif dari negara ini di dalam memahami dan memandang provinsi Aceh.

Sebagaimana dijelaskan di atas, Aceh dipandang sebagai sebuah ancaman untuk bangsa ini. Setiap menjumpai kalangan dari pulau Jawa, mereka selalu melihat Aceh sebelum tanggal 15 Agustus 2005. Sehingga pola dan operasi keamanan, apapun nama operasinya, berusaha untuk menyelaraskan keinginan elit di pemerintah pusat, agar Aceh tidak lepas dari NKRI. Sehingga perlu dipahami bahwa ada operasi untuk memahami masalah lama di Aceh yang dibawa pada konteks kekinian di daerah ini.

Dalam buku ini, terdapat berbagai esai yang ditulis dalam beberapa tahun terakhir. Tulisan-tulisan tersebut merupakan respon terhadap berbagai masalah, terutama yang menyangkut masalah Indonesia dan Aceh.  Saya mencoba memahami masa depan bangsa ini dalam bentuk-bentuk skenario global yang ada. Kemudian, menerka-nerka bagaimana hubungan Indonesia dengan Aceh. Setelah itu, beberapa bab mengupas tentang ilmu intelijen dan spionase. Dalam bab-bab ini, disajikan tentang konsep dan praktik, mengapa suatu negara harus kuat postur keamanan dan pertahanannya dalam bidang intelijen dan spionase
You will get a PDF (866KB) file